Wanita itu sudah semakin renta.Seringkali penyakit darah tinggi dan
asam uratnya kambuh, jika ikut repot bangun jam 2 malam dini hari untuk
membantu anak perempuannya yang nomor ketiga untuk menyiapkan makanan
yang akan dijualnya di Pasar Marengan pagi hari selepas shubuh.
Anak anaknya yang lain sudah hidup terpisah darinya.Anak pertamanya
yang laki laki, beserta anak nya yang perempuan yang kelima, keenam dan
ketuju tinggal dan bekerja di Surabaya.Anaknya yang kedua yang laki laki
masih tinggal satu kecamatan dengan wanita itu.Sedangkan anaknya yang
bungsu, perempuan, kini tinggal di Malang.
Wanita itu memang luar biasa.Walaupun hanya mengenyam pendidikan
madrasah ibtidaiyah dan tidak sampai lulus,dan oleh karenya hanya bisa
bekerja sebagai pembantu rumah tangga, wanita itu bisa mendorong dan
membiayai anak anaknya untuk bisa sekolah lebih tinggi darinya, walaupun
dengan biaya yang tidak sepenuhnya bisa ditanggungnnya.
Anak pertamanya laki laki kuliah di IKIP Negri Surabaya Jurusan
Pendidikan Matematika. Anak keduanya juga laki laki,lulus dari SMPN 1
Sumenep Anak ketiganya perempuan lulus SD saja. Anak keempatnya
perempuan meninggal saat masih berumur 1 tahun berbarengan saat anak
pertamanya masih kelas 6 SD Anak kelimanya perempuan kuliah di IKIP
Negri Surabaya jurusan FISIKA Anak keenamnya perempuan kuliah di IKIP
PGRI Surabaya jurusan Pendidikan Matematika Anak ketujunya perempuan
kuliah di PGRI Surabaya jurusan Pendidikan Matematika Anak ketujunya perempuan
kuliah di Program Diploma 1 di ITS jurusan Anak terakhirnya perempuan
kuliah di Universitas Brawijaya jurusan Teknik Informasi
Wanita itu tidak punya cukup harta untuk membesarkan anak anaknya.
Tetapi wanita itu memiliki kekayaan jiwa yang membuatnya bisa mencetak
anak anaknya menjadi bintang binang tbersinar dalam lembar sejarah
hidupnya.
Rahasia keberhasilan wanita itu dalam mendorong sebagian besar anak
anaknya bisa kuliah hingga ke jenjang pendidikan tinggi adalah
keyakinannya, kekuatan tekadnya, sikapnya yang enggan menyerah terhadap
segala kesulitan hidup, kegigihannya untuk mencari tambahan penghasilan
dengan berjualan jagung goreng dan rujak madura karena gajinya sebagai
pembantu rumahtangga yang tidak mencukupi, dedikasi dan tanggung
jawabnya untuk bisa melihat anak anaknya jauh lebih berhasil dari
dirinya yang pembantu rumah tangga dan suaminya yang bekerja sebagai
tukang becak, serta doa tulusnya yang mengiringi derai air matanya pada
saat saat ruku’ sujudnya kepada NYA memintakan kemulyaan dan ketinggian
derajat bagi anak anak tercintanya.
Wanita itu kini semakin tua.Tetapi bara semangat hidupnya tidak pernah padam bahkan menulari semua anak anaknya.
Teman teman, wanita berhati baja yang luar biasa itu adalah ibu saya tercinta. Rukiyah namanya.
Tulisan ini adalah ungkapan bakti dan cinta tulus saya salah seorang
anaknya yang masih ingin lebih baik lagi dalam berbakti kepada ibu
tercintanya.
Teman teman mari teruslah berbakti dan memulyakan ibu kita tercinta,
yang telah mencetak kita semua menjadi bintang yang bersinar terang di
langit kehidupannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Harap tidak berkomentar SPAM!