Peristiwa besar sejak turunnya dinasti ustmaniah - Pemikir Islam abad
ini, Dr. Muhammad Imarah menyatakan bahwa Revolusi Mesir 25 Januari adalah awal
dari kebangkitan dunia Timur, tidak hanya Mesir. Ia menegaskan bahwa
revolusi ini merupakan peristiwa terbesar di dunia Timur pasca runtuhnya Dinasti
Utsmaniyah.
Pernyataan ini dia
sampaikan dalam acara bedah bukunya yang berjudul "Revolusi 25
Januari" yang diadakan oleh Club Himpunan Mahasiswa Asing di Mesir, Ahad
(26/08/2012) kemarin.
"Ini merupakan
awal kebangkitan dunia Timur, bukan hanya Mesir," tegas Dr. Imarah.
Dr. Imarah menilai
bahwa revolusi Mesir ini juga akan membuka jalan bagi penerapan syariat Islam.
Terkhusus untuk menjawab orang-orang yang ragu akan mungkinnya penerapan
syariat Islam, Dr. Imarah dengan tegas menyatakan penerapan syariat Islam itu
sangat mungkin sekali. Diturunkannya al-Quran adalah bukti nyata penerapan
syariat Islam itu mungkin.
Menurut Dr. Imarah,
sebab utama suksesnya Revolusi 25 Januari silam adalah pertolongan dari Allah.
Dia juga mengkritik tegas kekuasaan militer yang semena-mena terhadap
rakyatnya. Menurutnya, militer memiliki tugas khusus dan utama yang bukan
mengatur pemerintahan.
Dalam pertemuan yang
khusus dihadiri oleh mahasiswa asing di Mesir ini, Dr. Imarah secara panjang
lebar menjelaskan esensi pemerintahan Islam dan hubungannya dengan revolusi.
Dr. Imarah
menjelaskan arti revolusi (tsaurah), dan perbedaannya dengan perbaikan (islah).
Menurutnya, di satu sisi kedua istilah memang memiliki pengertian yang sama,
yaitu perubahan yang mendalam dan mengakar. Namun terdapat perbedaan dari segi
cara mencapai perubahan tersebut. Perubahan dalam revolusi cenderung cepat,
sedangkan perubahan dalam islah cenderung bertahap dan memakan waktu lama.
Lebih lanjut soal
pemerintahan Islam, Dr. Imarah menjelaskan esensi utama dalam pemerintahan
Islam adalah syuro. Oleh karenanya, di dalam al-Quran hanya disebutkan istilah
Ulil Amri untuk menunjukkan pemerintah, bukan istilah Wali Amri.
Bedanya adalah,
pemerintahan Ulil Amri menitikberatkan kepada syuro atau dibangun diatas
lembaga (muassasah), sedangkan pemerintahan Wali Amri hanya berdasarkan
perseorangan. Dalam hal ini, dia banyak memberikan contoh-contoh syuro yang
terjadi pada masa Sahabat dulu.
"Sistem
pemerintahan Islam adalah sistem syuro," ujarnya.
Untuk menegaskan hal
ini, bahkan Dr. Imarah mengatakan bahwa syuro adalah bagian dari kaidah dalam
syariat Islam.
"Syuro
merupakan bagian dari kaidah syariat Islam," tegasnya lagi.
Menanggapi
pertanyaan dari hidayatullah.com tentang bagaimanakah bentuk khilafah Islamiyah
mendatang, Dr. Imarah menegaskan bahwa bentuk pemerintahan itu tidak penting
dalam Islam. Baik khilafah Islamiyah itu berbentuk sebuah republik ataukah
kerajaan, itu tidak penting menurutnya. Yang terpenting di dalam pemerintahan
Islam itu terdapat syuro.
Dr. Imarah juga
mengkritik orang-orang yang mengharamkan revolusi dan partai politik. Menurut
beliau, orang-orang seperti ini masih beranggapan taat kepada Wali Amri adalah
wajib. Padahal dalam al-Quran sudah ditegaskan bahwa yang wajib ditaati itu
adalah Ulil Amri, bukan Wali Amri.*
0 komentar:
Posting Komentar
Harap tidak berkomentar SPAM!